Laman

Kamis, 29 Maret 2012

Latar Belakang Daun Sirsak

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman sirsak merupakan salah satu jenis tanaman buah yang banyak
tumbuh di pekarangan rumah dan di ladang-ladang sampai ketinggian tempat kirakira
1000 m dari permukaan laut. Sirsak juga memiliki manfaat yang besar bagi
kehidupan manusia, yaitu sebagai buah yang syarat dengan gizi dan merupakan bahan
obat tradisional yang memiliki multi khasiat. Dalam industri makanan, sirsak dapat
diolah menjadi selai buah dan sari buah, sirup dan dodol sirsak.
Kandungan daun sirsak mengandung senyawa acetoginin, antara lain
asimisin, bulatacin dan squamosin. Pada konsentrasi tinggi, senyawa acetogenin
memiliki keistimewan sebagai anti feedent. Dalam hal ini, serangga hama tidak lagi
bergairah untuk melahap bagian tanaman yang disukainya. Sedangkan pada
konsentrasi rendah, bersifat racun perut yang bisa mengakibatkan serangga hama
menemui ajalnya (Septerina, 2002).
Acetogenin adalah senyawa polyketides dengan struktur 30–32 rantai karbon
tidak bercabang yang terikat pada gugus 5-methyl-2-furanone. Rantai furanone dalam
gugus hydrofuranone pada C23 memiliki aktifitas sitotoksik, dan derivat acetogenin
yang berfungsi sitotoksik adalah asimicin, bulatacin, dan squamocin (Shidiqi dkk.,
2008).
2
Menurut Mitsui et al. (1991), bahwa squamocin mampu menghambat
transport elektron pada sistem respirasi sel, sehingga menyebabkan gradien proton
terhambat dan cadangan energi tidak dapat membentuk ATP.
Bulatacin diketahui menghambat kerja enzim NADH-ubiquinone reduktase
yang diperlukan dalam reaksi respirasi di mitokondria (Panji, 2009).
Rislansyah (2000), membuktikan hasil penelitiannya, bahwa ekstrak daun
sirsak dapat digunakan untuk membunuh jentik Anopheles aconitus dengan tingkat
kematian sebesar 100%. Caranya adalah dengan mencampurkan ekstrak daun sirsak
ke dalam mangkok yang sudah berisi jentik Anopheles aconitus dengan konsentrasi
sebesar 0,130%.
Menurut Sudarmanto (2009), hama Thrips pada tanaman cabai dapat ditekan
dengan cara menumbuk halus 25 sampai 50 lembar daun sirsak dan mencampurnya
dengan 5 liter air, kemudian diendapkan selama satu malam. Selanjutnya larutan daun
sirsak disaring dengan kain halus. Untuk setiap 1 liter hasil saringan di cairkan
dengan 10 sampai 15 liter air.
Daun sirsak dapat digunakan untuk pengendalian hama Thrips pada tanaman
cabai. Caranya adalah dengan menumbuk halus 50 sampai 100 lembar daun sirsak
yang dicampur dengan 15 gram detergen dan 5 liter air. Larutan direndam selama 1
malam, kemudian disaring menggunakan kain halus. Untuk setiap 1 liter larutan hasil
saringan, dicairkan dengan 10 sampai 15 liter air (Lampung post, 2005).
Simanjuntak (2007), membuktikan hasil penelitiannya, bahwa ekstrak bubuk
daun sirsak dapat digunakan untuk mengendalikan hama rayap, caranya adalah
3
dengan meletakkan umpan rumah rayap yang diberi ekstrak bubuk daun sirsak
dengan dosis 6 gram kedalam toples yang telah berisi 20 ekor rayap.
Sawi merupakan jenis sayuran yang banyak digemari oleh para konsumen di
berbagai lapisan masyarakat. Hal tersebut membuka peluang yang besar untuk pasar
jenis sayuran sawi. Sawi tergolong sayuran yang dapat ditanam pada berbagai musim.
Oleh karena itu, sayuran ini dapat ditanam sepanjang tahun baik pada musim hujan
maupun musim kemarau dengan hasil yang relatif tidak jauh beda, yang penting air
cukup tersedia (Haryanto, 2003).
Dalam pembudidayaan tanaman sawi, salah satu kendala utama yang menjadi
penghambat produksi baik secara kualitas maupun kuantitas, adalah adanya serangan
organisme pengganggu tanaman, terutama hama ulat (Kardinan, 2000).
Serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dapat diatasi dengan
melakukan pencegahan sebelum terjadi serangan (preventif) atau dengan pembasmian
setelah terjadi serangan hama (kuratif) (Harahap, 2003).
Pada umumnya, petani melakukan pengendalian dengan menggunakan
pestisida sintetik (kimia) dengan asumsi bahwa pestisida sintetik lebih efektif untuk
pengendalian organisme pengganggu tanaman. Padahal jika dikaji lebih dalam
penggunaan pestisida kimia mempunyai dampak negatif bagi kehidupan baik
tanaman, hewan, maupun manusia. Hal ini karena pestisida sintetik (kimia) dapat
menimbulkan dampak residu dan mengakibatkan terjadinnya pencemaran pada tanah,
air dan udara (rina, 2007).
Mengacu pada hal tersebut maka salah satu solusi yang ditempuh adalah
dengan penggunaan pestisida nabati yang sifatnya ramah terhadap lingkungan. Selain
4
itu penggunaan pestisida nabati dinilai sangat ekonomis karena bahan yang
digunakan dalam pembuatan pestisida nabati mudah diperoleh dan biaya yang
dibutuhkan relatif murah, sehingga petani dapat menekan biaya produksi.
Mengacu hal tersebut maka diusahakan untuk melakukan pengendalian
terhadap organisme pengganggu tanaman pada tanaman sawi, yaitu dengan
penyemprotan menggunakan ekstrak daun sirsak. Karena daun sirsak mengandung
senyawa acetogin, antara lain asimisin, bulatacin dan squamosin yang pada
konsentrasi tinggi senyawa acetogenin mempunyai keistimewaan sebagai antifeedent
sehingga hama tidak lagi bergairah untuk melahap bagian tanaman yang
disukainnya.sedangkan pada konsentrasi rendah, bersifat racun perut yang bisa
mengakibatkan serangga hama menemui ajalnya.
B. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan yang diteliti tidak melebar dan tidak menimbulkan
kesalahpahaman, maka penulis membatasi dengan :
1. Subyek Penelitian adalah ekstrak daun sirsak
2. Obyek penelitian adalah hama tanaman sawi (ulat Plutella)
3. Parameter yang digunakan adalah berapa banyak ulat yang mati
C. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah yang telah dikemukakan diatas, permasalahan yang
terkait pada penelitian ini adalah :
5
1. Bagaimanakah efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai pestisida nabati terhadap
pengendalian hama tanaman sawi ?
2. Pada konsentrasi penyemprotan ekstrak daun sirsak berapakah yang ulatnya
paling banyak mati ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui keefektifitasan ekstrak daun sirsak terhadap pengendalian
hama tanaman sawi
2. Untuk mengetahui konsentrasi mana yang paling efektif dalam pengendalian
hama tanaman sawi
E. Manfaat Penelitian
1. Untuk pengembangan IPTEK yaitu dapat dipakai untuk menambah pengetahuan
tentang pemanfaatan daun sirsak sebagai pestisida nabati terhadap pengendalian
hama tanaman sawi
2. Untuk petani atau masyarakat yaitu dapat menambah pengetahuan tentang
pengendalian hama tanaman sawi
3. Sebagai bahan referensi bagi penelitian yang akan datang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar