Laman

Kamis, 29 Maret 2012

kulit batang daun sirsak

BAB 1 PENDAHULUAN

 1.1 Latar Belakang

 Tumbuh-tumbuhan merupakan salah satu sumber senyawa alam hayati yang memegang peranan penting yang digunakan sebagai obat untuk penyakit tertentu dan merupakan warisan turun temurun dari nenek moyang kita. Bertitik tolak dari sumber bahan alam hayati ini yang mempunyai peranan penting di dalam penyediaan senyawa-senyawa kimia dalam bidang obat-obatan maka pemerintah menghimbau para ahli untuk meningkatkan penelitiannya dalam bidang tersebut, hal ini merupakan suatu tantangan bagi para ahli untuk melibatkan diri dalam senyawa-senyawa baru yang dihasilkan dari tumbuhan-tumbuhan tersebut. (Effendi, 1982).

 Hampir seluruh daerah Indonesia mengenakan beberapa jenis tumbuhan yang digunakan sebagai ramuan obat-obatan secara tradisional, bahkan tumbuh-tumbuhan ini dibudidayakan oleh sebagian masyarakat tertentu sebagai apotek hidup dan merupakan sumber bahan obat-obatan secara tradisional. Penggunaan obat-obatan tradisional ini merupakan warisan nenek moyang yang turun temurun bagi masyarakat tertentu dan saat ini masih digunakan sebagian masyarakat sebagai jamu. Salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai tumbuhan obat-obatan adalah tumbuhan Sirsak (Annona muricata L).
 Khasiat dari buah sirsak memberikan efek anti tumor/kanker yang sangat kuat,dan terbukti secara medis menyembuhkan segala jenis kanker. Selain menyembuhkan kanker, buah sirsak juga berfungsi sebagai anti bakteri,anti jamur(fungi),effektive melawan berbagai jenis parasit/cacing, menurunkan tekanan darah tinggi, depresi, stress, dan menormalkan kembali sistim syaraf yang kurang baik.

Dari tumbuhan Sirsak telah dilakukan beberapa isolasi senyawa kimia antara lain adalah : Isolasi steroid dari fraksi EtOAc ekstrak daun sirsak (Annona muricata Linn) dan skrining awal aktifitas toksisitas dari fraksi MeOH, n-heksan, dan EtOAc dengan metoda “Brine Shrimps Lethality Bioassay”. (Kiki, K. 2007)
Telah dilakukan juga isolasi dan karakterisasi triterpenoid dari fraksi EtOAc ekstrak kulit batang (Annona muricata L) dan skrining awal aktifitas toksik dari fraksi n-heksana, EtOAc, dan MeOH ekstrak kulit batang Annona muricata L dengan metoda “Brine Shrimps Lethality Bioassay”. (Rika, R.P. 2007)
Dari skrining fitokimia yang dilakukan terhadap kulit batang tumbuhan Sirsak (Annona muricata L) dengan menggunakan pereaksi flavonoida menyatakan adanya senyawa flavonoida pada kulit batang tumbuhan Sirsak. Maka dari hal ini penulis merasa tertarik untuk mengisolasi senyawa flavonoida dari kulit batang tumbuhan Sirsak (Annona muricata L).

 1.2 Permasalahan

 Bagaimana cara mengisolasi senyawa flavonoida yang terkandung dalam kulit batang tumbuhan sirsak (Annona muricata L.)

 1.3. Tujuan Penelitian

 Tujuan penelitian adalah untuk mengisolasi senyawa flavonoida yang terdapat dalam kulit batang tumbuhan sirsak (Annona muricata L.) 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumber informasi ilmiah pada bidang Kimia Bahan Alam dan juga bidang Farmasi dalam upaya pengembangan zat-zat kimia flavonoida dalam kulit batang tumbuhan sirsak (Annona muricata L.)

1.5. Lokasi Penelitian

Kulit batang tumbuhan sirsak diperoleh dari daerah Srigunting Sumatera Utara. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Bahan Alam FMIPA USU. Analisis Spektrofotometer UV-Visible, Spektrofotometer Infra Merah (FT-IR) dan Spektrometer Resonansi Magnetik Inti Proton (1H-NMR) dilakukan di Laboratorium Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

1.6. Metodologi Penelitian

 Dalam penelitian ini, isolasi senyawa flavonoida digunakan kulit batang tumbuhan sirsak, berupa potongan-potongan kecil yang segar sebanyak 1700 g. Tahap awal dilakukan uji skrining fitokimia dengan menggunakan pereaksi-preaksi untuk senyawa flavonoida, yaitu dengan menggunakan pereaksi FeCl3 1%, NaOH 10%, H2SO4(p), dan pereaksi Mg-HCl.
Tahap isolasi yang dilakukan adalah:
- Ekstraksi Maserasi
- Ekstraksi Partisi - Analisis Kromatografi Lapis Tipis
- Analisis Kromatografi Kolom
- Analisis Kristal Hasil Isolasi

Analisis kristal mencakup kromatografi lapis tipis, pengukuran titik lebur dan identifikasi dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Visible, Spektrofotometer Infra Merah (FT-IR) dan Spektrometer Resonansi Magnetik Inti Proton (1H-NMR).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar